Rabu, 12 Juni 2013

Inspirasi Alkitab



INSPIRASI ALKITAB
Oleh: Yusup Rogo Yuono M.Th

1.     Pengertian pengilhaman

Pangilhaman adalah istilah yang dipakai dalam diskusi tentang sifat kanonik (sah tidaknya) alkitab berhubungan dengan pengaruh ROH Kudus atas para penulis alkitab untuk menghasilkan sebuah kitab suci yang berotoritas[1].

Istilah yang paling lazim dikenakan pada Alkitab ialah bahwa Alkitab "diilhamkan" atau "diwahyukan." Itu berarti bahwa Alkitab "berasal dari Allah," sehingga isinya benar dan tidak mengandung unsur ketidak-benaran[2].

Arti epistemologi Istilah "inspirasi/ilham" berasal dari bahasa Latin inspirare. Tetapi kata ini sebenarnya tidak memberikan arti yang tepat. Kata Yunaninya, yang dipakai dalam 2Ti 3:16 dan Ayu 32:8, yaitu theopneustos lebih tepat digunakan. theopneustos adalah kata majemuk (pneo + theos) yang berarti "dihembuskan (oleh) Allah." Dalam kata ini jelas terlihat adanya penekanan pada faktor Allah dalam pekerjaan penulisan tsb.

Ada dua ayat penting dan terkenal yang berhubungan dengan pengilhaman ini. Ayat yang pertama adalahII Tim.3:16. Sedangkan ayat yang kedua adalah: II Pet.1:20-21.

Pendapat para Tokoh
Untuk mengerti arti kata pengilhaman (dalam bahasa Inggris adalah inspiration; Theopneustos dalam bahasa Yunani), marilah kita melihat pandangan beberapa tokoh besar[3].

J.I. Packer, seorang guru besar di Regent College, Kanada, memiliki pandangan bahwa 'inspired by God' sebagai 'breathed out from God". Untuk memberi ide utama istilah ini, Packer mensejajarkannya dengan kitab Mazmur 33:6, yang berbunyi: "Oleh Firman Tuhan langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulutNya segala tentaranya". Kemudian Packer menulis:   Ide yang terkandung di sini adalah seperti Allah menjadikan segala tentara Sorga oleh nafas mulutNya, oleh kuasa penciptaanNya, demikian juga kita melihat Kitab Suci sebagai hasil dari ciptaan Allah.

Di pihak lain, I.H. Marshall, guru besar bidang Perjanjian Baru di Universitas Aberdeen, setelah memberikan 7 macam pandangan tentang arti inspirasi, menyimpulkan bahwa: " Ajaran pengilhaman adalah suatu pernyataan bahwa Alkitab bersumber dari Allah. Itu bukan dan tidak dapat memberi penjelasan bagaimana Allah menjadikan Alkitab”.

Sementara itu, Millard J. Erickson membedakan inspirasi dengan wahyu. Menurut Erickson, inspirasi adalah pengaruh supernatural dari Roh Kudus terhadap Penulis-penulis Alkitab yang menjadikan tulisan mereka " Sebuah catatan yang tepat dari wahyu atau apa yang dihasilkan dari tulisan mereka sesungguhnya adalah Firman Allah".

B.B. Warfield, salah seorang teolog besar abad ke-20, mendefinisikan suatu pengaruh supra natural dari Roh Allah yang menggerakkan para penulis kitab suci, sehingga tulisan mereka dinyatakan memiliki kepatuhan dipercaya yang bersifat Ilahi[4]”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa “Inspirasi berarti proses dimana Allah campur-tangan terhadap para penulis Alkitab melalui pekerjaan Roh Kudus atas diri penulis, sehingga apa yang mereka tulis merupakan kata-kata asli mereka, tetapi sekaligus juga merupakan catatan yang akurat dari wahyu Allah yang tidak mengandung kesalahan[5]. Atau , pengilhaman dapat didefinisikan: Pekerjaan Allah melalui RohNya yang menggerakkan, menguasai dan memimpin orang-orang yang telah dipilihNya untuk menuliskan perkataan- perkataan yang dikehendakiNya dalam Alkitab (PL dan PB), tanpa salah dalam bahasa aslinya.
Bukan seperti seorang sekretaris yang secara mekanis didikte oleh atasannya untuk mengetik surat, tapi dengan berbagai cara yang Allah gunakan untuk memberikan Firman-Nya kepada manusia.

Jadi ada beberapa unsure yang penting pada definisi yang tepat dari inspirasi:
a.     Unsur Ilahi, Allah Roh Kudus menjamin keakuratannya
b.    Unsur manusia, para penulis menulis sesuai dengan kepribadian dan cara mereka masing-masing
c.     Hasil dari catatan Ilahi dan manusia ini adalah catatan dari kebenaran Allah yang tanpa salah

Berarti dalam alkitab ada dua factor yang saling bekerjasama yaitu segi Allah dan segi manusia, atau segi Ilahi dan segi insane[6]”.

Hubungan antara "Penyataan" dan "Inspirasi" adalah : Dalam "Penyataan" Allah mengkomunikasikan kebenaran-kebenaranNya kepada manusia yang dipilihNya - (vertikal). Dalam "Inspirasi" Allah menuntun orang-orang yang dipilihNya itu untuk menuliskan "Penyataan" Allah dalam bahasa yang bisa dimengerti oleh manusia yang lain - (horisontal).


2.     Pentingnya Doktrin Inspirasi

Doktrin Inspirasi membicarakan tentang bagaimana "Penyataan" Allah dituliskan menjadi Alkitab. Kegiatan penulisan "Penyataan" Allah ini menjadi sangat penting artinya karena berhubungan langsung dengan masalah keotentikan dan ketidakbersalahan isinya.

Dengan mempercayai bahwa Allah sendirilah yang memilih dan memimpin orang-orang tertentu untuk menuliskan "Penyataan" Allah itu menjadi Alkitab, maka akan terjamin bahwa isinya tidak mungkin salah. Dengan demikian tidak sulit bagi orang Kristen untuk menerima otoritas Alkitab sebagai Kitab yang berperan mutlak memberikan pedoman iman dan kehidupan.

Dengan mempercayai bahwa Allahlah yang menginspirasikan seluruh isi Alkitab maka akan terjamin pula keabsahan dan juga kesatuan kanon Alkitab itu, karena berarti seluruh tulisan itu berasal dari satu sumber, yaitu Allah.

Namun demikian, sejarah gereja membuktikan bahwa ada banyak pendapat yang menolak doktrin Inspirasi. Akibat langsung dari menolak doktrin Inspirasi berarti menolak keabsahan Alkitab sebagai Firman Tuhan dan berarti menolak pula otoritasnya yang mutlak.

3.   Bukti-bukti Inspirasi
a.     Adanya Penyataan-penyataan yang di luar kemampuan berpikir manusia. misalnya tentang dosa, manusia, keselamatan, Allah Tritunggal, dll.
b.    Adanya Penyataan-penyataan yang bersifat nubuatan, dan yang sekarang sebagian sudah terjadi, yang tidak mungkin muncul dari pikiran manusia.
c.     Adanya Penyataan-penyataan yang bersifat sejarah yang jauh di luar pengetahuan manusia, misalnya tentang kejadian penciptaan dll.
d.    Adanya Penyataan-penyataan yang mempunyai kuasa yang mengubahkan hidup manusia, dari jaman ke jaman.
e.     Adanya Penyataan-penyataan yang berisi ajaran moral yang sangat tinggi, yang juga diakui oleh agama-agama yang lain.
f.     Adanya kesatuan tema dan isi dari seluruh Alkitab, meskipun ditulis oleh penulis-penulis yang mempunyai latar belakang berbeda dan hidup pada jaman yang sangat berbeda.
g.    Bukti kelanggengan Alkitab, meskipun sudah dilakukan usaha berkali-kali untuk memusnahkannya.

4.     Bukti Dalam Alkitab[7]
Doktrin Inspirasi tidak hanya didukung oleh bukti-bukti di luar Alkitab, tetapi juga merupakan pengajaran yang diberikan oleh Alkitab sendiri.
a.     Perjanjian lama
                    i.  Allah sendiri yang memberi perintah untuk menuliskan. Kel 17:14; 34:27; Bil 33:2; Yes 8:1; 30:8; Yer 25:13; Yeh 24:1 Dan 12:4; Hab 2:2
                   ii.  Para penulis secara sadar memberikan otoritas terhadap tulisannya sebagai Firman Tuhan. "Demikian Firman Tuhan" Yer 36:27, 32; Yeh 26:1-21; 27:1-36; 31:1-18; 32:1-32; 39:1-29
                  iii.  Perjanjian Baru mengakui inspirasi Alkitab Perjanjian Lama - Yesus Kristus: Mat 4:11; Mat 5:17-20; Yoh 10:33-36 - Rasul Paulus: 2Ti 3:14-16 - Rasul Petrus: 2Pe 1:19-21 - Penulis Kitab: Ibr 1:5; 3:7; 4:3; 5:6; 7:21
b.    Perjanjian Baru
                  i.    Pengakuan dari penulis bahwa mereka menerima Firman dari Tuhan. 1Ko 2:13; 2Ko 13:3; 1Te 2:13
                 ii.    Perjanjian baru mengakui Inspirasi Alkitab Perjanjian Baru - Yesus Mat 10:19-20; Yoh 16:7,13; Kis 4:31

5.     Data Alkitab[8]
Penyataan-penyataan Allah yang diinspirasikan kepada penulis-penulis Alkitab itu berasal dari bermacam-macam bahan, antara lain:
a.     Bahan yang langsung dari Allah Mis.: 2 Loh batu (Ula 9:10)
b.    Bahan hasil penyelidikan - berkonsultasi dengan saksi mata - memakai saksi mata - menyelidiki - menyusun dalam buku - dipimpin Roh
c.     Bahan nubuatan Seper-empat isi Alkitab adalah nubuat, dan sebagian sudah digenapkan.
d.    Bahan Sejarah Di catat dengan teliti - pengalaman yang dicatat penulis.
e.     Bahan Lain Teliti, termasuk hal-hal yang tidak benar/kebohongan dan tentang setan.

6.     Teori-teori Penulisan Alkitab[9]
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang diciptakan oleh Allah dengan pikiran dan rasio. Pada waktu manusia mulai membaca dan mempelajari Alkitab, maka tidak mungkin tidak mereka akan mulai berpikir dan memberikan pertanyaan, bahkan keraguan, tentang dari mana asal Alkitab, bagaimana Alkitab ditulis, dan mengapa mereka harus mempercayainya.

Di bawah ini adalah beberapa teori yang muncul dari pikiran manusia tentang bagaimana kira-kira Alkitab itu ditulis:
a.     Teori Dikte (Inspirasi Mekanis) Ini adalah salah satu teori yang ekstrim, yang mengatakan bahwa para penulis Alkitab itu hanyalah seperti mesin atau alat rekam. Mereka mendengar "Penyataan" dari Allah kemudian langsung menuliskannya kata demi kata persis seperti apa yang Tuhan katakan, sehingga tidak melibatkan sama sekali baik kepribadian maupun pikiran para penulis itu.
b.    Teori Penyesuaian (Inspirasi Dinamis) Allah menyesuaikan diri dengan keterbatasan para penulis. Itu sebabnya ada dijumpai beberapa kekilafan/kesalahan.
c.     Teori Pengawasan (Inspirasi Organis) Allah berdaulat mengawasi dan mengatur latar belakang, warisan keturunan dan keadaan sekitar masing-masing penulisnya. Sehingga pada waktu menulis, mereka sadar menggunakan kata-kata mereka sendiri, dan sekaligus adalah merupakan Firman Allah dan mereka sudah dibina oleh Allah untuk tujuan itu, karena orang tersebut telah diperbaharui Rohnya dan terhisap dalam hubungan dengan Allah. Jadi walaupun para penulis adalah orang berdosa, itu tidak menjadi penghalang karena mereka dipimpin oleh Allah, sehingga terjamin bahwa tulisan-tulisan itu tidak mungkin salah dalam bahasa aslinya. Itu sebabnya masing-masing kitab yang ditulis masing-masing penulis mempunyai gaya bahasa yang berbeda, perbendaharaan kata yang tertentu, penekanan berita yang tertentu, dsb.

Langkah-langkah Roh Kudus menggerakkan penulis untuk menulis Alkitab[10]:
i.      Allah telah memilih dan menyediakan si penulis jauh sebelum Ia menggerakkan si penulis untuk menulis Alkitab.
§  Allah memilih si penulis sebelum ia dilahirkan.
§  Allah menempatkan mereka pada situasi keadaan sesuai dengan kedaulatanNya.
§  Allah kadang memilih orang yang mampunyai pengalaman langsung.
§  Allah menggerakkan penulis juga untuk menyelidiki fakta-fakta terlebih dahulu.
ii.     Menunggu Waktu Allah.
§  Allah menggerakkan penulis untuk berkhotbah terlebih dahulu lalu menuliskannya.
§  Roh Kudus dicurahkan kepada penulis untuk menyatakan firmanNya secara langsung untuk ditulis.
§  Roh Kudus dicurahkan kepada penulis untuk menulis hal-hal yang sudah diketahuinya.
§  Roh Kudus menggerakkan penulis untuk menulis apa yang dikehendakiNya.

7.     Pandangan-pandangan yang lain tentang Inspirasi[11]
Doktrin Inspirasi adalah salah satu doktrin yang banyak menimbulkan perdebatan karena perbedaan-perbedaan pra-anggapan dan penafsiran. Berikut ini adalah beberapa pandangan-pandangan yang tidak sesuai dengan Alkitab tentang bagian penginspirasian:
a.     Penginspirasian Alamiah Para penulis-penulis Alkitab adalah orang-orang jenius secara alami. Mereka menuliskan tanpa memerlukan campur tangan Allah atau kuasa supranatural.
b.    Penginspirasian Dinamis atau Mistis Para penulis-penulis Alkitab ini dipenuhi dan dipimpin oleh Roh Kudus, sama halnya dengan literatur-literatur Kristen yang lain.
c.     Penginspirasian Bertingkat. Para penulis-penulis Alkitab mendapat inspirasi dari Roh Kudus sehingga menuliskan tulisan-tulisan itu, namun tingkat penginspirasiannya tidak sama derajatnya. Sehingga ada sebagian tulisan yang lebih berbobot daripada yang lain.
d.    Penginspirasian Sebagian Para penulis-penulis Alkitab itu mendapat inspirasi, tetapi tidak semuanya. Ada kitab-kitab yang sama sekali tidak memerlukan inspirasi karena berupa dokumen sejarah. Bagian-bagian yang secara khusus diilhami (diinspirasikan) adalah yang mengajarkan tentang keselamatan dan ini tidak mungkin salah, tetapi yang lain bisa saja salah karena tidak diinspirasikan oleh Allah.
e.     Inspirasi Konsep Pandangan ini percaya pada doktrin inspirasi, tetapi bukan inspirasi harafiah kata per kata. Allah hanya menginspirasikan secara konsepnya saja. Oleh karena itu kata-katanya bisa salah, tapi secara konsep tidak.
f.     Inspirasi Barthian Pusat Penyataan adalah Yesus Kristus, Alkitab hanya merupakan "saksi" dari Penyataan Allah. Sedangkan Alkitab sendiri adalah kata-kata manusia yang bisa keliru tapi apabila ditangkap dengan telinga iman, maka kata-kata itu baru akan menjadi Firman Allah. Jadi Allah bisa berbicara melalui Alkitab, tetapi hanya melalui anugrahlah bagian Alkitab itu dapat menjadi Firman Allah.
Penyimpangan-penyimpangan dalam pemahaman ini dapat disimpulkan karena dua sebab yaitu adanya pandangan yang hanya menekankan factor Ilahi dan yang kedua adalah pandangan yang hanya menekankan factor insani[12].
8.   Pandangan Orthodok, Liberal dan dua segi[13]
a.     Pandangan Orthodok
Abat 17 pengganti jaman reformasi, berhasrat untuk menetapkan untuk selama-lamanya secara obyektif bahwa alkitab adalah firman Allah. Pada waktu penulisan alkitab, para penulis diilhami sedemikian rupa oleh Roh Kudus, sehingga mereka tidak sadar diri. Mereka mendekte kata demi kata, sehingga mereka hanya berfungsi sebagai alat mati saja. Segi insaninya ditiadakan.
Tujuannya memanglah positif (membuktikan alkitab sebagai firman Allah), namun cara dan jalan yang mereka tempuh meninggalkan garis alkitab.
b.    Pandangan Liberal
Pada abad berikunya (18-10) muncul pandangan yang ekstrim pula, dengan menghilangkan segi ilahinya. Segi insani ditonjolkan.
Para penulis alkitab dinilai sebagai manusia biasa saja
Hasil tulisannyapun dinilai hanya sebagai dokumen historis saja. Timbullah pandangan: alkitab bukan firman Allah, alkitab mengandung firman Allah.
Karena sisi manusianya yang ditekankan maka alkitab dipandang tidak luput dari kekeliruan dan kesalahan.
Akhirnya mereka membuat serangan-serangan.
Sebagai contoh:
                      i.        Mengapa keempat injil itu berbeda-beda?
Jawab:
Injil tersebut ditujukan kepada alamat yang berbeda
Lukas: kepada orang yang bukan  Yahudi
Matius: kepada orang Yahudi
Jelas alamat yang berbeda mengakibatkan pengupasan yang berbeda, penekanan dan penjelasan yang berbeda pula
c.     Pandangan yang mempertahankan dua segi alkitab
ROH KUDUS memakai para penulis dengan keadaan dan tugas mereka masing-masing. Bakat, pendidikan, lingkungan hidup turut mewarnai tulisan mereka.

9.   Doktrin Alkitab Tentang Pengilhaman[14]
Roh Kudus menuntun dan mengawasi para penulis alkitab sedemikian rupa, sambil memakai keunikan mereka pribadi lepas pribadi, sehingga mereka itu menulis semua yang IA ingin mereka tulis, tanpa tambahan maupun kesalahan.
a.     Pengilhaman tidak dapat dijelaskan sepenuhnya. Pengilhaman merupakan karya ROH KUDUS namun kita tidak mengetahui dengan tepat bagaimana kuasa ROH KUDUS bekerja.
b.    Pengilhaman, dalam arti yang terbatas ini, terbatas pada penulis-penulis kitab dalam alkitab saja. Kitab-kitab lain tidak diilhamkan begitu.
c.     Pengilhaman pada hakekatnya merupakan tuntunan. Maksudnya, ROH KUDUS mengawasi pemilihan bahan yang akan dipakai serta mengawasi kata-kata yang akan digunakan dalam menulis suatu kitab.
d.    ROH KUDUS melindungi para penulis dari berbuat kesalahan serta tidak mencamtumkan apa yang harus dicantumkan.
e.     Pengilhaman itu meliputi juga kata-kata yang dipakai, bukan sekedar pikiran dan konsepnya saja.
f.     Pengilhaman itu juga meliputi huruf-huruf dan tanda baca[15]. Perhatikan Matius 5:18. “Iota” itu menunjuk kepada ekor yang membedakan huruf O dengan Q.
g.    Pengilhaman itu terjadi secara keseluruhan.  

10. Unsur-unsur Penting Dalam Inspirasi[16]
Jadi ada beberapa unsure yang penting pada definisi yang tepat dari inspirasi:
a.     Unsur Ilahi, Allah Roh Kudus menjamin keakuratannya
b.    Unsur manusia, para penulis menulis sesuai dengan kepribadian dan cara mereka masing-masing
c.     Hasil dari catatan Ilahi dan manusia ini adalah catatan dari kebenaran Allah yang tanpa salah
d.    Inpirasi meliputi kata-kata (beserta tanda bacanya) yang dipilih para penulis
e.     Inspirasi berhubungan dengan manuskrip yang asli


[1] Iche G Indra. Teologi Sistematis. Hal 23
[2] Band. http://media.isnet.org/kristen/Modern. diakses pada tanggal 7 juni
[3] www.perkantasjkt.org/ArticleDetail. diakses pada tanggal 7 juni
[4] Paul Enns. The Moody Handbook of Theology (Malang: SAAT, 2006),  193
[6] V. Scheunemann, M. Th., Dogma Kristen (Malang. YPPII. 1988), Hal. 105-110
[8] Charles C. Ryrie, Teologi Dasar. Hal 93
[11] Charles C. Ryrie, Teologi Dasar. Hal 96-100
[12] Band. DR. R. Soedarmo, Ikhtisar Dogmatika . Hal. 52-72
[13] V. Scheunemann, M. Th., Dogma Kristen (Malang. YPPII. 1988), Hal. 105-110                       
[14] Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika - Hal. 100-101
[15] Paul Enns. The Moody Handbook of Theology (Malang: SAAT, 2006),  199
[16] Paul Enns. The Moody Handbook of Theology (Malang: SAAT, 2006),  194

Tidak ada komentar:

Posting Komentar