INSPIRASI ALKITAB
Oleh: Yusup Rogo Yuono M.Th
1.
Pengertian
pengilhaman
Pangilhaman adalah
istilah yang dipakai dalam diskusi tentang sifat kanonik (sah tidaknya) alkitab
berhubungan dengan pengaruh ROH Kudus atas para penulis alkitab untuk
menghasilkan sebuah kitab suci yang berotoritas[1].
Istilah yang paling
lazim dikenakan pada Alkitab ialah bahwa Alkitab "diilhamkan" atau
"diwahyukan." Itu berarti bahwa Alkitab "berasal dari
Allah," sehingga isinya benar dan tidak mengandung unsur ketidak-benaran[2].
Arti
epistemologi Istilah "inspirasi/ilham" berasal dari bahasa Latin inspirare.
Tetapi kata ini sebenarnya tidak memberikan arti yang tepat. Kata Yunaninya,
yang dipakai dalam 2Ti 3:16 dan Ayu 32:8, yaitu theopneustos
lebih tepat digunakan. theopneustos adalah kata majemuk (pneo
+ theos) yang berarti "dihembuskan (oleh) Allah." Dalam
kata ini jelas terlihat adanya penekanan pada faktor Allah dalam pekerjaan
penulisan tsb.
Ada dua
ayat penting dan terkenal yang berhubungan dengan pengilhaman ini. Ayat yang
pertama adalahII Tim.3:16. Sedangkan ayat yang kedua adalah: II Pet.1:20-21.
Pendapat para Tokoh
Untuk mengerti arti kata pengilhaman (dalam bahasa Inggris adalah inspiration; Theopneustos dalam bahasa Yunani), marilah kita melihat pandangan beberapa tokoh besar[3].
Untuk mengerti arti kata pengilhaman (dalam bahasa Inggris adalah inspiration; Theopneustos dalam bahasa Yunani), marilah kita melihat pandangan beberapa tokoh besar[3].
J.I. Packer, seorang guru besar di Regent College, Kanada, memiliki pandangan bahwa 'inspired by God' sebagai 'breathed out from God". Untuk memberi ide utama istilah ini, Packer mensejajarkannya dengan kitab Mazmur 33:6, yang berbunyi: "Oleh Firman Tuhan langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulutNya segala tentaranya". Kemudian Packer menulis: Ide yang terkandung di sini adalah seperti Allah menjadikan segala tentara Sorga oleh nafas mulutNya, oleh kuasa penciptaanNya, demikian juga kita melihat Kitab Suci sebagai hasil dari ciptaan Allah.
Di pihak lain, I.H. Marshall, guru besar bidang Perjanjian Baru di Universitas Aberdeen, setelah memberikan 7 macam pandangan tentang arti inspirasi, menyimpulkan bahwa: " Ajaran pengilhaman adalah suatu pernyataan bahwa Alkitab bersumber dari Allah. Itu bukan dan tidak dapat memberi penjelasan bagaimana Allah menjadikan Alkitab”.
Sementara
itu, Millard J. Erickson membedakan
inspirasi dengan wahyu. Menurut Erickson, inspirasi adalah pengaruh
supernatural dari Roh Kudus terhadap Penulis-penulis Alkitab yang menjadikan
tulisan mereka " Sebuah catatan yang tepat dari wahyu atau apa yang
dihasilkan dari tulisan mereka sesungguhnya adalah Firman Allah".
B.B. Warfield, salah seorang
teolog besar abad ke-20, mendefinisikan suatu pengaruh supra natural dari Roh
Allah yang menggerakkan para penulis kitab suci, sehingga tulisan mereka
dinyatakan memiliki kepatuhan dipercaya yang bersifat Ilahi[4]”.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa “Inspirasi berarti proses dimana Allah campur-tangan
terhadap para penulis Alkitab melalui pekerjaan Roh Kudus atas diri penulis,
sehingga apa yang mereka tulis merupakan kata-kata asli mereka, tetapi sekaligus
juga merupakan catatan yang akurat dari wahyu Allah yang tidak mengandung
kesalahan[5]. Atau , pengilhaman dapat
didefinisikan: Pekerjaan Allah melalui RohNya yang menggerakkan, menguasai dan
memimpin orang-orang yang telah dipilihNya untuk menuliskan perkataan-
perkataan yang dikehendakiNya dalam Alkitab (PL dan PB), tanpa salah dalam
bahasa aslinya.
Bukan
seperti seorang sekretaris yang secara mekanis didikte oleh atasannya untuk
mengetik surat, tapi dengan berbagai cara yang Allah gunakan untuk memberikan
Firman-Nya kepada manusia.
Jadi
ada beberapa unsure yang penting pada definisi yang tepat dari inspirasi:
a.
Unsur
Ilahi, Allah Roh Kudus menjamin keakuratannya
b. Unsur manusia, para
penulis menulis sesuai dengan kepribadian dan cara mereka masing-masing
c.
Hasil
dari catatan Ilahi dan manusia ini adalah catatan dari kebenaran Allah yang
tanpa salah
Berarti
dalam alkitab ada dua factor yang saling bekerjasama yaitu segi Allah dan segi
manusia, atau segi Ilahi dan segi insane[6]”.
Hubungan
antara "Penyataan" dan "Inspirasi" adalah : Dalam
"Penyataan" Allah mengkomunikasikan kebenaran-kebenaranNya kepada
manusia yang dipilihNya - (vertikal). Dalam "Inspirasi" Allah
menuntun orang-orang yang dipilihNya itu untuk menuliskan "Penyataan"
Allah dalam bahasa yang bisa dimengerti oleh manusia yang lain - (horisontal).
2. Pentingnya Doktrin Inspirasi
Doktrin
Inspirasi membicarakan tentang bagaimana "Penyataan" Allah dituliskan
menjadi Alkitab. Kegiatan penulisan "Penyataan" Allah ini menjadi
sangat penting artinya karena berhubungan langsung dengan masalah keotentikan
dan ketidakbersalahan isinya.
Dengan mempercayai bahwa Allah sendirilah
yang memilih dan memimpin orang-orang tertentu untuk menuliskan
"Penyataan" Allah itu menjadi Alkitab, maka akan terjamin bahwa
isinya tidak mungkin salah. Dengan demikian tidak sulit bagi orang Kristen
untuk menerima otoritas Alkitab sebagai Kitab yang berperan mutlak memberikan
pedoman iman dan kehidupan.
Dengan mempercayai bahwa Allahlah yang
menginspirasikan seluruh isi Alkitab maka akan terjamin pula keabsahan dan juga
kesatuan kanon Alkitab itu, karena berarti seluruh tulisan itu berasal dari
satu sumber, yaitu Allah.
Namun demikian, sejarah gereja membuktikan
bahwa ada banyak pendapat yang menolak doktrin Inspirasi. Akibat langsung dari
menolak doktrin Inspirasi berarti menolak keabsahan Alkitab sebagai Firman
Tuhan dan berarti menolak pula otoritasnya yang mutlak.
3. Bukti-bukti Inspirasi
a.
Adanya
Penyataan-penyataan yang di luar kemampuan berpikir manusia. misalnya tentang
dosa, manusia, keselamatan, Allah Tritunggal, dll.
b.
Adanya
Penyataan-penyataan yang bersifat nubuatan, dan yang sekarang sebagian sudah
terjadi, yang tidak mungkin muncul dari pikiran manusia.
c.
Adanya
Penyataan-penyataan yang bersifat sejarah yang jauh di luar pengetahuan
manusia, misalnya tentang kejadian penciptaan dll.
d.
Adanya
Penyataan-penyataan yang mempunyai kuasa yang mengubahkan hidup manusia, dari
jaman ke jaman.
e.
Adanya
Penyataan-penyataan yang berisi ajaran moral yang sangat tinggi, yang juga
diakui oleh agama-agama yang lain.
f.
Adanya
kesatuan tema dan isi dari seluruh Alkitab, meskipun ditulis oleh
penulis-penulis yang mempunyai latar belakang berbeda dan hidup pada jaman yang
sangat berbeda.
g.
Bukti
kelanggengan Alkitab, meskipun sudah dilakukan usaha berkali-kali untuk
memusnahkannya.
4. Bukti Dalam Alkitab[7]
Doktrin Inspirasi
tidak hanya didukung oleh bukti-bukti di luar Alkitab, tetapi juga merupakan
pengajaran yang diberikan oleh Alkitab sendiri.
a.
Perjanjian
lama
i. Allah sendiri yang
memberi perintah untuk menuliskan. Kel 17:14; 34:27; Bil 33:2; Yes 8:1; 30:8;
Yer 25:13; Yeh 24:1 Dan 12:4; Hab 2:2
ii. Para penulis secara
sadar memberikan otoritas terhadap tulisannya sebagai Firman Tuhan.
"Demikian Firman Tuhan" Yer 36:27, 32; Yeh 26:1-21; 27:1-36; 31:1-18;
32:1-32; 39:1-29
iii. Perjanjian Baru
mengakui inspirasi Alkitab Perjanjian Lama - Yesus Kristus: Mat 4:11; Mat
5:17-20; Yoh 10:33-36 - Rasul Paulus: 2Ti 3:14-16 - Rasul Petrus: 2Pe 1:19-21 -
Penulis Kitab: Ibr 1:5; 3:7; 4:3; 5:6; 7:21
b.
Perjanjian
Baru
i. Pengakuan dari
penulis bahwa mereka menerima Firman dari Tuhan. 1Ko 2:13; 2Ko 13:3; 1Te 2:13
ii. Perjanjian baru
mengakui Inspirasi Alkitab Perjanjian Baru - Yesus Mat 10:19-20; Yoh 16:7,13;
Kis 4:31
5. Data Alkitab[8]
Penyataan-penyataan
Allah yang diinspirasikan kepada penulis-penulis Alkitab itu berasal dari
bermacam-macam bahan, antara lain:
a.
Bahan
yang langsung dari Allah Mis.: 2 Loh batu (Ula 9:10)
b.
Bahan
hasil penyelidikan - berkonsultasi dengan saksi mata - memakai saksi mata -
menyelidiki - menyusun dalam buku - dipimpin Roh
c.
Bahan
nubuatan Seper-empat isi Alkitab adalah nubuat, dan sebagian sudah digenapkan.
d.
Bahan
Sejarah Di catat dengan teliti - pengalaman yang dicatat penulis.
e.
Bahan
Lain Teliti, termasuk hal-hal yang tidak benar/kebohongan dan tentang setan.
6. Teori-teori Penulisan Alkitab[9]
Manusia adalah
satu-satunya makhluk yang diciptakan oleh Allah dengan pikiran dan rasio. Pada
waktu manusia mulai membaca dan mempelajari Alkitab, maka tidak mungkin tidak
mereka akan mulai berpikir dan memberikan pertanyaan, bahkan keraguan, tentang
dari mana asal Alkitab, bagaimana Alkitab ditulis, dan mengapa mereka harus
mempercayainya.
Di
bawah ini adalah beberapa teori yang muncul dari pikiran manusia tentang
bagaimana kira-kira Alkitab itu ditulis:
a.
Teori Dikte (Inspirasi Mekanis) Ini adalah salah
satu teori yang ekstrim, yang mengatakan bahwa para penulis Alkitab itu
hanyalah seperti mesin atau alat rekam. Mereka mendengar "Penyataan"
dari Allah kemudian langsung menuliskannya kata demi kata persis seperti apa
yang Tuhan katakan, sehingga tidak melibatkan sama sekali baik kepribadian
maupun pikiran para penulis itu.
b.
Teori Penyesuaian (Inspirasi Dinamis) Allah menyesuaikan
diri dengan keterbatasan para penulis. Itu sebabnya ada dijumpai beberapa
kekilafan/kesalahan.
c.
Teori Pengawasan (Inspirasi Organis) Allah berdaulat
mengawasi dan mengatur latar belakang, warisan keturunan dan keadaan sekitar
masing-masing penulisnya. Sehingga pada waktu menulis, mereka sadar menggunakan
kata-kata mereka sendiri, dan sekaligus adalah merupakan Firman Allah dan
mereka sudah dibina oleh Allah untuk tujuan itu, karena orang tersebut telah
diperbaharui Rohnya dan terhisap dalam hubungan dengan Allah. Jadi walaupun
para penulis adalah orang berdosa, itu tidak menjadi penghalang karena mereka
dipimpin oleh Allah, sehingga terjamin bahwa tulisan-tulisan itu tidak mungkin
salah dalam bahasa aslinya. Itu sebabnya masing-masing kitab yang ditulis
masing-masing penulis mempunyai gaya bahasa yang berbeda, perbendaharaan kata
yang tertentu, penekanan berita yang tertentu, dsb.
Langkah-langkah
Roh Kudus menggerakkan penulis untuk menulis Alkitab[10]:
i.
Allah
telah memilih dan menyediakan si penulis jauh sebelum Ia menggerakkan si
penulis untuk menulis Alkitab.
§ Allah memilih si
penulis sebelum ia dilahirkan.
§ Allah menempatkan
mereka pada situasi keadaan sesuai dengan kedaulatanNya.
§ Allah kadang memilih
orang yang mampunyai pengalaman langsung.
§ Allah menggerakkan
penulis juga untuk menyelidiki fakta-fakta terlebih dahulu.
ii.
Menunggu
Waktu Allah.
§ Allah menggerakkan
penulis untuk berkhotbah terlebih dahulu lalu menuliskannya.
§ Roh Kudus dicurahkan
kepada penulis untuk menyatakan firmanNya secara langsung untuk ditulis.
§ Roh Kudus dicurahkan
kepada penulis untuk menulis hal-hal yang sudah diketahuinya.
§ Roh Kudus
menggerakkan penulis untuk menulis apa yang dikehendakiNya.
7. Pandangan-pandangan yang lain tentang Inspirasi[11]
Doktrin Inspirasi
adalah salah satu doktrin yang banyak menimbulkan perdebatan karena
perbedaan-perbedaan pra-anggapan dan penafsiran. Berikut ini adalah beberapa
pandangan-pandangan yang tidak sesuai dengan Alkitab tentang bagian
penginspirasian:
a.
Penginspirasian Alamiah Para penulis-penulis Alkitab adalah
orang-orang jenius secara alami. Mereka menuliskan tanpa memerlukan campur
tangan Allah atau kuasa supranatural.
b.
Penginspirasian Dinamis atau Mistis Para penulis-penulis
Alkitab ini dipenuhi dan dipimpin oleh Roh Kudus, sama halnya dengan
literatur-literatur Kristen yang lain.
c.
Penginspirasian Bertingkat. Para penulis-penulis
Alkitab mendapat inspirasi dari Roh Kudus sehingga menuliskan tulisan-tulisan
itu, namun tingkat penginspirasiannya tidak sama derajatnya. Sehingga ada
sebagian tulisan yang lebih berbobot daripada yang lain.
d.
Penginspirasian Sebagian Para penulis-penulis
Alkitab itu mendapat inspirasi, tetapi tidak semuanya. Ada kitab-kitab yang
sama sekali tidak memerlukan inspirasi karena berupa dokumen sejarah.
Bagian-bagian yang secara khusus diilhami (diinspirasikan) adalah yang
mengajarkan tentang keselamatan dan ini tidak mungkin salah, tetapi yang lain
bisa saja salah karena tidak diinspirasikan oleh Allah.
e.
Inspirasi Konsep Pandangan ini percaya pada doktrin
inspirasi, tetapi bukan inspirasi harafiah kata per kata. Allah hanya
menginspirasikan secara konsepnya saja. Oleh karena itu kata-katanya bisa
salah, tapi secara konsep tidak.
f.
Inspirasi Barthian Pusat Penyataan adalah Yesus Kristus, Alkitab
hanya merupakan "saksi" dari Penyataan Allah. Sedangkan Alkitab
sendiri adalah kata-kata manusia yang bisa keliru tapi apabila ditangkap dengan
telinga iman, maka kata-kata itu baru akan menjadi Firman Allah. Jadi Allah
bisa berbicara melalui Alkitab, tetapi hanya melalui anugrahlah bagian Alkitab
itu dapat menjadi Firman Allah.
Penyimpangan-penyimpangan
dalam pemahaman ini dapat disimpulkan karena dua sebab yaitu adanya pandangan
yang hanya menekankan factor Ilahi dan yang kedua adalah pandangan yang hanya
menekankan factor insani[12].
8.
Pandangan Orthodok, Liberal dan dua segi[13]
a. Pandangan Orthodok
Abat 17 pengganti jaman reformasi, berhasrat untuk menetapkan untuk
selama-lamanya secara obyektif bahwa alkitab adalah firman Allah. Pada waktu
penulisan alkitab, para penulis diilhami sedemikian rupa oleh Roh Kudus,
sehingga mereka tidak sadar diri. Mereka mendekte kata demi kata, sehingga
mereka hanya berfungsi sebagai alat mati saja. Segi insaninya ditiadakan.
Tujuannya memanglah positif (membuktikan alkitab sebagai firman Allah),
namun cara dan jalan yang mereka tempuh meninggalkan garis alkitab.
b. Pandangan Liberal
Pada abad berikunya (18-10) muncul pandangan yang ekstrim pula, dengan
menghilangkan segi ilahinya. Segi insani ditonjolkan.
Para penulis alkitab dinilai sebagai manusia biasa saja
Hasil tulisannyapun dinilai hanya sebagai dokumen historis saja.
Timbullah pandangan: alkitab bukan firman Allah, alkitab mengandung firman
Allah.
Karena sisi manusianya yang ditekankan maka alkitab dipandang tidak luput
dari kekeliruan dan kesalahan.
Akhirnya mereka membuat serangan-serangan.
Sebagai contoh:
i.
Mengapa keempat injil itu berbeda-beda?
Jawab:
Injil tersebut ditujukan kepada alamat yang berbeda
Lukas: kepada orang yang bukan
Yahudi
Matius: kepada orang Yahudi
Jelas alamat yang berbeda mengakibatkan pengupasan yang berbeda,
penekanan dan penjelasan yang berbeda pula
c. Pandangan yang mempertahankan dua segi alkitab
ROH KUDUS memakai para penulis dengan keadaan dan tugas mereka
masing-masing. Bakat, pendidikan, lingkungan hidup turut mewarnai tulisan
mereka.
9.
Doktrin Alkitab Tentang Pengilhaman[14]
Roh Kudus menuntun dan mengawasi para penulis alkitab sedemikian rupa,
sambil memakai keunikan mereka pribadi lepas pribadi, sehingga mereka itu
menulis semua yang IA ingin mereka tulis, tanpa tambahan maupun kesalahan.
a. Pengilhaman tidak dapat dijelaskan sepenuhnya. Pengilhaman merupakan
karya ROH KUDUS namun kita tidak mengetahui dengan tepat bagaimana kuasa ROH
KUDUS bekerja.
b. Pengilhaman, dalam arti yang terbatas ini, terbatas pada penulis-penulis
kitab dalam alkitab saja. Kitab-kitab lain tidak diilhamkan begitu.
c. Pengilhaman pada hakekatnya merupakan tuntunan. Maksudnya, ROH KUDUS
mengawasi pemilihan bahan yang akan dipakai serta mengawasi kata-kata yang akan
digunakan dalam menulis suatu kitab.
d. ROH KUDUS melindungi para penulis dari berbuat kesalahan serta tidak mencamtumkan
apa yang harus dicantumkan.
e. Pengilhaman itu meliputi juga kata-kata yang dipakai, bukan sekedar
pikiran dan konsepnya saja.
f. Pengilhaman itu juga meliputi huruf-huruf dan tanda baca[15].
Perhatikan Matius 5:18. “Iota” itu menunjuk kepada ekor yang membedakan huruf O
dengan Q.
g. Pengilhaman itu terjadi secara keseluruhan.
10. Unsur-unsur Penting Dalam Inspirasi[16]
Jadi ada beberapa
unsure yang penting pada definisi yang tepat dari inspirasi:
a.
Unsur
Ilahi, Allah Roh Kudus menjamin keakuratannya
b. Unsur manusia, para
penulis menulis sesuai dengan kepribadian dan cara mereka masing-masing
c. Hasil dari catatan
Ilahi dan manusia ini adalah catatan dari kebenaran Allah yang tanpa salah
d. Inpirasi meliputi
kata-kata (beserta tanda bacanya) yang dipilih para penulis
e.
Inspirasi
berhubungan dengan manuskrip yang asli
[1] Iche G Indra. Teologi Sistematis. Hal 23
[4] Paul Enns. The Moody Handbook of Theology (Malang: SAAT, 2006), 193
[6] V. Scheunemann, M. Th., Dogma
Kristen (Malang. YPPII. 1988), Hal. 105-110
[8] Charles C. Ryrie, Teologi Dasar.
Hal 93
[11] Charles C. Ryrie, Teologi Dasar. Hal
96-100
[12] Band. DR. R. Soedarmo, Ikhtisar
Dogmatika . Hal. 52-72
[13] V. Scheunemann, M. Th., Dogma
Kristen (Malang. YPPII. 1988), Hal. 105-110
[14] Henry C. Thiessen, Teologi
Sistematika - Hal. 100-101
[15] Paul Enns. The Moody Handbook of Theology (Malang: SAAT, 2006), 199
[16] Paul Enns. The Moody Handbook of Theology (Malang: SAAT, 2006), 194